Kediri – Ibu Bintang, Suyanti (38), dari Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, merasa menyesal saat putranya, Bintang Balqis Maulana (14), mengubah pikirannya untuk tidak dijemput di Kediri.
Sejak dua hari sebelum Bintang dinyatakan tewas di pondok pesantren, Suyanti sudah berencana akan segera menjemput putranya. Namun, pada hari Minggu (25/2/2024), Bintang tiba-tiba menolak untuk dijemput.
“Terus ketika mau saya jemput, katanya tidak usah. Bintang sudah enak dan nyaman begitu katanya,” ujarnya.
Bahkan, untuk menguatkan hati sang anak, Suyanti meminta Bintang membaca Al-Qur’an. Dia juga meminta Bintang melaporkan kepada pengasuh pondok, jika terjadi apa-apa.
“Sabar ya nak banyak baca Al-quran, kamu ini anak yang kuat. Kalau ada apa-apa lapor kepada kiai,” terangnya.
Terkait dengan peristiwa ini, pihak kepolisian masih menyelidiki lebih lanjut, tetapi belum ada keterangan resmi soal penyebab meninggalnya Bintang di pondok pesantren.
Pihak keluarga juga mengungkapkan bahwa Bintang sebelumnya sempat merasa sangat takut ketika berada di pondok pesantren dan meminta dijemput oleh orang tuanya.
Namun, saat itu Suryanti mengaku belum mengetahui alasan pasti yang membuat Bintang ingin pulang lebih awal. Di sisi lain, saat itu Suryanti posisi sedang berada di Bali.
“Sini jemput bintang. Cepat ma ke sini. Aku takut ma, maaaa tolonggh. Sini cpettt jemput,” kata almarhum Bintang yang disampaikan melalui tulisan pesan WhatsApp kepada sang ibu, sekitar seminggu sebelum tewas, dikutip pada Senin (26/2/2024) sore.
Suyanti juga mengungkapkan bahwa selama beberapa waktu terakhir, Bintang memang seringkali merasa sakit, tetapi tidak pernah merinci masalah kesehatannya.
“Pesan terakhirnya, dia hanya ingin dijemput, tapi tidak memberi tahu alasan kenapa dia takut,” bebernya berlinang air mata.
Menurut Suyanti, Bintang menyampaikan keinginan lewat pesan WA untuk pulang ke Banyuwangi sejak Senin (19/2/2024). Bahkan korban sempat video call.
Pesan tulisan yang disampaikan lewat WA itu pun tak banyak. Sangat singkat. Yang diminta anaknya itu hanya ingin dijemput dari pondok.
“Bintang ini anaknya pendiam. Yang diminta hanya dijemput,” katanya.
Menanggapi curahan hati anaknya itu, Suyanti hanya meminta Bintang agar bersabar hingga bulan Ramadhan. Namun sang anak menolak dan kekeuh untuk dijemput.
“Sabar tunggu ramadhan gak bisa ta nak? ‘Gak, kata dia (Bintang). Begitu jawabnya singkat dalam pesan WA yang saya terima,” cetus Suyanti sambil menunjukkan isi pesan WA Bintang.
Suyanti menjawab pesan tersebut ke sang anak demikian, karena posisi saat itu sedang berada di Bali. Suyanti tengah bekerja bersama kakak Bintang.